Selasa, 24 Maret 2015

Tuhan dan Wanita

kejadian penciptaan

“WANITA”
Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.
Malaikat datang dan bertanya,”Mengapa begitu lama, Tuhan?”
Tuhan menjawab: “Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka?" “ 2 Tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan… , dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini ”
Malaikat itu takjub. “Hanya dengan dua tangan?....impossible!“
Dan itu model standard?! “Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya“.
“Oh.. Tidak Bisaaaa……, SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit SAYA”. “O yah… Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”. Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita-ciptaan TUHAN itu.
“Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut TUHAN ?”
“Yah….. SAYA membuatnya lembut. Tapi ENGKAU belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.“
“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.
Tuhan menjawab: “Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi."
Malaikat itu menyentuh dagunya....
“TUHAN, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
“Itu bukan lelah atau rapuh....itu air mata”, koreksi TUHAN
“Untuk apa?”, tanya malaikat
TUHAN melanjutkan: “Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”
“Luar biasa, ENGKAU jenius TUHAN” kata malaikat.
“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, wanita- ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!" Ya mestii…!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Mampu berdiri melawan ketidakadilan.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat. Cintanya tanpa syarat.
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa .
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita:
Dia lupa betapa berharganya dia...

Forwarkan mail ini kepada wanita di sekeliling kita. Ingatkan mereka, karena terkadang mereka perlu diingatkan..!!!

sholehah

Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan Emas, intan dan permata serta perhiasan dunia apapun. hanya wanita shalihlah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaan
Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”.(HR.Muslim).
Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.
Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).
Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Ia juga selalu menjaga akhlaknya.
Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasamalu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.
Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.
Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make upapa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.
Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.
Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.
Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa sukses.
Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman disekelilingnya. ”
Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius.
Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa. Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita.
Beruntunglah bagi setiap lelaki yang memiliki istri shalehah, sebab ia bisa membantu memelihara akidah dan ibadah suaminya. Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa diberi istri yang shalehah, sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.” (HR Thabrani dan Hakim).

Senin, 23 Maret 2015

ALLAH MAHA TAHU




Allah Maha Tahu

Aku meminta kepada ALLAH untuk menyingkirkan penderitaanku.
ALLAH menjawab, Tidak.
Itu bukan untuk Kusingkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya.

Aku meminta kepada ALLAH untuk menyempurnakan kecacatanku.
ALLAH menjawab, Tidak.
Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara.

Aku meminta kepada ALLAH untuk menghadiahkanku kesabaran.
ALLAH menjawab, Tidak.
Kesabaran adalah hasil dari kesulitan; itu tidak dihadiahkan,itu dipelajari.

Aku meminta kepada ALLAH untuk memberiku kebahagiaan.
ALLAH menjawab, Tidak.
Aku memberimu berkat, kebahagiaan adalah tergantung padamu.

Aku meminta kepada ALLAH untuk menjauhkan penderitaan.
ALLAH menjawab, Tidak.
Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian dunia dan membawamu mendekat padaKU.

Aku meminta kepada ALLAH untuk menumbuhkan rohku.
ALLAH menjawab, Tidak.
Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas untuk membuatmu berbuah.

Aku meminta kepada ALLAH segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup.
ALLAH menjawab, Tidak.
Aku akan memberimu hidup, sehingga kau dapat menikmati segala hal.

Aku meminta kepada ALLAH membantuku mengasihi orang lain, seperti Ia mengasihiku.
ALLAH menjawab, Ahhh.. akhirnya kau mengerti.



Bagaimana Allah Maha Tahu ? Bagaimana Allah bisa tahu segalanya ?

Allah bersifat Alim , Maha Mengetahui . Dia tahu segalanya , tidak peduli jelas atau tersembunyi , terlihat atau tidak terlihat , di langit atau di bumi . Dia tahu masa lalu dan masa depan, kata-kata kita , pikiran, perasaan , yang tidak diwujudkan oleh tindakan kita atau tersembunyi di dalam hati kita . Fakta ini dinyatakan dalam Al-Quran di ayat-ayat berikut ;
" Katakanlah : Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengtahuinya. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi , dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu " ( QS. l Imran , 29 )
" (Allah) Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata ,Yang Maha Agung , Yang Maha Tinggi. Sama saja ( bagi Allah ) siapa di antara kamu yang merahasiakan ucapannya  dan siapa yang berterus terang dengannya , dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan ( yang ) berjalan di siang hari ". ( QS. Ra'd , 9 , 10 )
Alam semesta adalah wujud “ pengetahuan abadi "
Kesempurnaan dalam sistem, harmoni dan desain alam semesta memanifestasikan pengetahuan yang besar dan sempurna. Dia yang telah menciptakan seluruh alam semesta dalam kesempurnaan pasti adalah pemilik " abadi " pengetahuan yang mengelilingi setiap partikel dan makhluk di mikro dan makro kosmos. Jika tidak , tanpa " pengetahuan abadi dan sempurna " mustahil membuat segalanya dengan benar dan sempurna dalam harmoni dan keteraturan yang sedemikian hebat.
Allah mengetahui segala sesuatu dengan "pengetahuan-Nya yang kekal"
Dengan pra-pengetahuan-Nya  yang kekal , Allah mengetahui segala sesuatu dan setiap tindakan dengan semua aspek mereka sebelum keberadaan mereka dan sebelum mereka terjadi . Allah memiliki pengetahuan pra - abadi tentang hasil yang mana yang terhubung dengan alasan yang mana, dan yang akan menguji manusia akibat apa yang akan mereka dapatkan. Singkatnya Dia tahu hal-hal dan tindakan dengan pra-pengetahuan- Nya yang kekal .
Pengetahuan ilahi meliputi segala sesuatu seperti cahaya matahari mencakup daerah yang luas sekaligus
Allah mengetahui segala sesuatu , tapi bagaimana ? Tentunya , tidak mungkin bagi pikiran manusia yang memiliki pengetahuan yang sangat terbatas untuk memahami pengetahuan ilahi yang mencakup setiap tempat, segala sesuatu dan waktu sekaligus. Namun, " matahari " dapat menjadi contoh untuk memahami dengan lebih baik . Kita melihat bahwa saat matahari bersinar di samudera, laut dan kolam kecil , secara bersamaan memantul pada setetes air dalam gelas kita, bahkan pada pupil mata kita , pada potongan-potongan kecil dari kaca , menyentuh banyak makhluk , memasuki banyak sudut tersembunyi  dan seterusnya ... Cahaya matahari dapat mengelilingi banyak daerah dan benda yang tak terhitung jumlahnya sekaligus .
Seperti  kita dapat dengan mudah memahami contoh di atas , tidak sulit bagi pengetahuan Ilahi untuk mencakup dan mengelilingi semuanya .
Pengetahuan Ilahi adalah seperti cermin ditempatkan pada posisi tinggi
Untuk memahami bagaimana pengetahuan tentang Allah mengelilingi dan meliputi segala sesuatu ,kita harus memahami "konsep pra-keabadian".
" Pra-keabadian " adalah atribut penting dari pengetahuan ilahi . Pra-keabadian memegang masa lalu , masa kini , dan masa depan sekaligus , melihat mereka dari atas seperti cermin .
Berikut adalah contoh untuk menjelaskan misteri ini : " Misalkan ada cermin di tangan Anda dan daerah ke kanan adalah masa lalu dan daerah ke kiri , ke depan , cermin hanya memantulkan apa yang didepannya. Lalu dengan sebuah  gerakan ia memegang  kedua sisi , tetapi tidak bisa menahan semua itu . Seberapapun rendahnya cermin dipegang, semakin sedikit yang  akan muncul di dalamnya dan semakin tinggi, daerah yang terliputi  akan semakin luas , sampai bisa memegang kedua sisi secara keseluruhan dan nsimultan . Apapun yang terjadi di daerah yang terpantul dalam cermin dalam posisi ini tidak bisa dikatakan  mendahului atau mengikuti satu sama lain ,agar sesuai denganya atau menentang satu sama lain.
Mirip dengan contoh di atas , dalam  Hadis , pengetahuan pra - kekal " di sebuah stasiun tinggi yang tinggi dari sudut pandangnya meliputi segala sesuatu yang telah dan yang akan dari pra - keabadian sampai pasca -keabadian. " Kita dan penalaran kita tidak bisa di luar itu sehingga kita bisa menjadi seperti cermin ke daerah masa lalu .  "

LOVE MOSLEM


sOleh dan SolEhah

love

Soleh
Jika seorang laki-laki ditanyai tentang perihal seorang istri, maka mereka menjawab “aku ingin mendapatkan istri yang sholehah”, istri yang sholehah adalah mutiara berharga yang disimpan oleh Allah untuk mereka yang pantas menerima, siapapun yang ingin memilikinya hendaklah ia memantaskan diri untuk memiliki, jangan terlalu fokus kepada hadiah yang akan diberikan Allah (yaitu istri sholehah), namun fokuslah pada perbaikan dan kepantasan diri untuk menerima kebaikan.
Peran suami dalam rumah tangga sangatlah vital,seorang suami harus berperan secara optimal bersama istri dalam mengarungi kehidupan rumah tangga yang penuh tantangan. Suami yang baik haruslah berpegang teguh pada syariat agama dalam segenap kehidupan rumah tangga,menunaikan kewajiban-kewajibannya baik yang berhubungan dengan Allah SWT, keluarga maupun dengan orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan ketulusan hati dan penuh rasa tanggung jawab.
Kunci yang bisa dilakukan seorang suami untuk menjadi seorang suami yang sholeh menurut syariat islam, diantaranya:
·       Suami yang taat dalam melaksanakan perintah serta suruhan Allah dan RasulNya dan dapat pula membimbing isterinya
·       Memberikan sambutan hangat, Rasulullah SAW memberi petunjuk kepada para suami tentang bagaimana etika menemui istrinya, yaitu : mengucapkan salam,menunjukan wajah yang berseri, serta jabat tangan karena hal itu bisa mengokohkan ikatan perasaan serta jalinan cinta
·       Berbicara dan memanggil dengan panggilan yang menyenangkan, dalam bertutur seorang suami seharusnya memilih kata-kata yang baik dan ungkapan menarik, demikian pula ketika memanggil sang istri seyogyanya seorang suami memanggil dengan panggilan yang menyenangkan, bahkan kalau perlu dengan ungkapan manja sebab dapat membangkitkan kebahagiaan dan dapat menyenangkan hati sang istri
·       Membantu pekerjaan sang istri, betapa indahnya jika seorang suami mengerti dan bersimpati kepada istrinya yang siang dan malam mengerjakan pekerjaan rumah yang tak pernah ada habisnya. satu sikap yang mulia jika suami mampu menyenangkan perasaan hati istrinya dengan membantu melaksanakan tugas-tugasnya di rumah tangga
·       Bermusyawarah dan saling mengingatkan, islam menganjurkan kepada pasangan suami istri untuk saling mengingatkan jika ada salah satu pihak yang bersalah dan bermusyawarah dalam menghadapi masalah yang dihadapi dalam kehidupan berumah tangga.
·       Mencukupi nafkah, nafkah adalah tanggung jawab utama seorang suami, syariat islam tidak memberikan standar pasti tentang jumlah nafkah lahir yang harus diberikan pada istri. namun syariat mewajibkan suami untuk berusaha keras untuk memberikan nafkah pada sang istri.
·       Berdandan, islam menganjurkan kepada kaum muslimin untuk selalu tampil dalam keadaan rapi,bersih dan berbau harum. dandannya seorang suami untuk istrinya dapat menambah rasa cinta dan menjadikannya betah untuk selalu memandang dan berada disampingnya
·       Mampu mengobati hati, seorang suami hendaknya memiliki hati yang lembut dan perasaan yang peka serta dapat memahami perasaan istri. ia merasakan beban istri lalu berusaha meringankan beban istri tanpa diminta. Akhlak ini wajib dimiliki oleh suami untuk menciptakan kebahagiaan dalam berumah tangga
·       Mampu menjaga rahasia rumah tangga, menceritakan tentang keburukan rumah tangga kepada orang lain sama artinya dengan menurunkan kehormatan keluarga, oleh karena itu jika terjadi persoalan dalam rumah tangga yang melahirkan percekcokan,celaan,umpatan bahkan perilaku buruk yang lain semua itu adalah rahasia rumah tangga yang seharusnya seorang suami maupun istri menjaganya.
·       Bersikap santun dan sabar, seorang suami haruslah bersikap sabar dan mampu menahan diri jika dalam rumah tangga mengalami goncangan yang disebabkan oleh pihak luar maupun dari dalam sendiri. jangan mudah terpancing emosi dan terburu-buru memvonis selesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan
·       Memaafkan dan menegur, seorang suami mesti memiliki perangai suka memaafkan. perangai ini sangat diperlukan karna boleh jadi seorang suami keliru ketika membenci sesuatu pada istrinya. watak ini adalah salah satu dari perangai Rasulullah yang selalu diwujudkan dalam kehidupan rumah tangganya beserta para istrinya.
Lantas hadiah seperti apa yang akan diterima oleh suami-suami sholeh yang mendambakan istri-istri sholehah? berikut adalah ciri-ciri istri sholehah yang digambarkan didalam islam:
·       Istri yang taat dalam melaksanakan perintah serta suruhan Allah dan RasulNya dan dapat pula patuh kepada suaminya.
·       Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
·       Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
·       Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
·       Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
·       Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
·       Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
·       Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
·       Melegakan hati suami bila dilihat. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
·       Amanah. Rasulullah bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu …” (HR Hakim).
·       istri shalehah mampu memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya. Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21).
Hanya istri sholehah yang akan menjadi dambaan sorang suami, begitu juga dengan sang istri, mendapatkan suami yang sholeh adalah alasan mengapa ia harus berlaku sholehah seperti yang disebutkan diatas.
Oleh sebab itu, fokuslah untuk memantaskan diri untuk menerima kebaikan seorang yang sholeh maupun sholehah, karna sholeh hanya untuk sholehah, begitupun sebaliknya.
inti dari semua itu adalah lakukan sesuatu apapun karena Allah, kebahagiaan hanya milik Allah, maka jika ingin bahagia bersegeralah mendekatkan diri kepadaNya, jika kita dekat maka akan pula menerima percikan kebahagian dari Maha Pemilik Kebahagiaan, jika Allah berkehendak maka tidaklah seseorang sanggup menerima kebahagian yang begitu besar.

muslimah

Solehah
1.     Istri yang baik akhlaknya kepada suaminya, anak-anaknya, kedua orang tuanya, teman-temannya, tetangga dekatnya dan terhadap masyarakatnya. yaitu :
o   berbakti kepada suami, bersopan santun terhadap suaminya dalam segala percakapan dan tindakannya.
o   bersikap baik, penyayang dan berbicara dengan bahasa yang baik, lemah lembut terhadap anak-anaknya, tidak suka marah-marah bahkan sampai memaki-maki anaknya.
o   bersopan santun kepada kedua orang tuannya.
o   tidak suka pamer kekayaan, mengadu domba, memfitnah, berkata tidak baik kepada teman-temannya, tetangga dekatnya dan terhadap masyarakatnya.
2.    Istri yang selalu memelihara diri / menjaga kehormatannya di balik pembelakangan suaminya (ketika ditinggal si suami untuk bekerja atau bepergian jauh).
3.    Istri yang tidak jahat mulutnya, yaitu tidak suka mengadu-ngadu hal-hal kepada kedua orang tuanya, teman-temannya, tetangganya tentang kekurangan atau kejelekan suaminya.
4.   Istri yang selalu sabar dalam menempuh segala kesusahan ujian dari Allah dan sabar dalam mengerjakan segala perintah-perintah-Nya.
5.    Tidak berhias ketika keluar rumah karena kecantikan istri hanyalah untuk suaminya saja dan bukan untuk orang lain.
6.   Istri yang selalu bersyukur terhadap segala sesuatu pemberian suaminya, dan kalau tidak ada tidak mengeluh.
7.    Tidak memaksa suami untuk memenuhi keinginannya.
8.   Ridho dengan apa - apa pemberian suaminya.
9.    Tidak banyak bicara, berbicara sekedar yang perlu saja.

Rasulullah saw. bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang solehah.” (HR. Muslim, An-Nasa’I dan Ibnu Majah)
Suatu hari, selepas shalat Subuh, seorang jamaah masjid menghampiri saya. Pemuda lajang yang sebentar lagi akan diwisuda itu mengajak berbincang di teras masjid. Rupanya ia ingin bertanya tentang pernikahan. Maklum, usianya sudah 27 tahun, usia yang sedang matang-matangnya memikirkan kehidupan rumah tangga. Apalagi ia termasuk pemuda yang rajin ke masjid. Ia pasti khawatir tidak mampu menjaga agama dan syahwatnya jika menunda-nunda pernikahan.
Satu pertanyaan sederhana pun meluncur dari mulutnya.“Mas, menurut Ustadz saya, kalau sudah menikah, seorang laki-laki biasanya tidak terlalu memandang pada kecantikan isterinya, tetapi lebih kepada bagaimana kelembutan dan ketaatan sikap wanita itu kepada suaminya.Apa benar begitu, Mas?Apa pendapat ustadz saya tidak berlebihan? “
Pertanyaan yang sebenarnya sederhana saja, tetapi tidak mudah pula bagi saya untuk menjawabnya. Menurut saya, apa yang diucapkan sang ustadz sedikit banyak ada benarnya. Maksudny begini; Ketika mau menikah, yang mungkin paling dipertimbangkan oleh seorang lelaki dari calon isterinya adalah pada penampilan fisiknya, wajahnya yang cantik, tubuhnya yang aduhai, atau bibir dan bola matanya yang menggoda.Tetapi, begitu perjalanan rumahtangga telah berbilang tahun, maka kecantikan itu tidak lagi menjadi tolak ukur utama dalam menilai plus-minus isterinya.
Bukannya kecantikan itu menjadi tidak penting, sehingga si isteri tidak perlu berhias untuk suaminya.Bukan itu maksudnya. Seorang isteri masih tetap perlu menjaga penampilan dan kecantikan di depan sang suami agar suaminya selalu merasa tentram berada di sampingnya. Akan tetapi, semua kecantikan itu tidak akan lagi bernilai besar jika kewajiban utama sebagai seorang isteri untuk berakhlak baik dan taat kepada suaminya tidak dijalankan dengan baik.
Jadi, yang menjadi tolak ukur utama penilaian seorang suami terhadap isterinya ketika rumah tangga mereka telah melewati beberapa tahun adalah sejauh mana si isteri menunjukkan rasa cinta dan ketaatan kepada suaminya.
Mengapa demikian?Karena kecantikan manusia pada dasarnya terbatas. Perjalanan waktu perlahan akan terus menggerogotinya. Jika pun kecantikan itu bisa diawetkan, tetapi karena dia bersifat fisik, maka pada suatu saat bisa membosankan. Apalagi wajah-wajah baru yang lebih segar terus bermunculan di sekitar suami. Jika dalam situasi seperti itu wanita masih mengandalkan kecantikan fisiknya untuk mengikat kesetiaan suaminya, pasti ia harus berani menuai kekecewaan.
Tetapi ketaatan dan akhlak yang baik dari seorang isteri tidak akan pernah membuat suaminya bosan. Semakin baik akhlak seorang isteri dan semakin taat ia kepada suaminya, maka akan semakin besarlah rasa bangga dan cinta suaminya kepada dirinya. Seperti melempar pohon yang lebat dengan buah, semakin banyak kita melempar, maka akan semakin banyak buah yang kita dapatkan. Begitu pula ketaatan dan rasa cinta seorang isteri kepada suaminya.

Dipilih Karena Agamanya
Rasulullah saw. berpesan kepada para lelaki yang hendak mencari pasangan hidup agar lebih mengutamakan calon isteri dengan kriteria yang baik agamanya (akhlaknya) ketimbang tiga kriteria lainnya, yaitu kecantikannya, keturunannya atau hartanya.
Bagi kebanyakan pemuda, biasanya pesan Rasulullah saw. di atas sudah tidak menjadi pertimbangan lagi dalam memilih pasangan hidup mereka. Kebanyakan mereka lebih memilih wanita dengan fisik yang cantik dan aduhai ketimbang pertimbangan agama dan akhlaknya.Bahkan, orang-orang yang masih mempertimbangkan akhlak dan agama ketika memilih pasangan hidup, dianggap sebagai orang-orang kuno dan ketinggalan zaman.
Padahal, apa yang dipesankan oleh Rasulullah saw. tetap relevan hingga sekarang. Begitu banyak lelaki yang harus kecewa setelah menjalani satu-dua tahun masa-masa kehidupan rumah tangga bersama perempuan pujaan hatinya. Kecantikan sang isteri yang dulu ia kira akan membahagiakan rumahtangganya ternyata justru memperbudak dirinya.
Ada pula lelaki yang tetap percaya kepada pesan Rasulullah saw. bahwa perempuan yang terbaik untuk dipilih mestinya yang baik akhlaknya. Tetapi, ia tetap lebih memilih kecantikan fisik calon pendamping hidupnya, dengan alasan bahwa akhlak dan agama isterinya bisa ia rubah sedikit demi sedikit setelah menikah nanti. Tapi apa yang terjadi? Bukan akhlak si isteri yang berhasil ia rubah, justru akhlaknya sendirilah yang akhirnya ikut rusak karena pengaruh dominasi isterinya yang berakhlak buruk.
Terlalu banyak kasus lelaki yang semasa lajangnya termasuk lelaki soleh, rajin ke masjid, jujur dan amanah, tetapi setelah menjalani kehidupan rumah tangga bersama perempuan yang tidak baik akhlak dan agamanya, justru dirinya ikut terjerumus kedalam berbagai tindakan kriminal, seperti korupsi, memeras, menyuap dan sebagainya, demi memenuhi keinginan isterinya yang kemaruk harta.
Pada saat-saat seperti ini, seorang suami barulah menyadari kekeliruannya dalam memilih pasangan hidup. Tiba-tiba ia sadar, betapa yang dibutuhkan seorang lelaki di rumahnya hanyalah seorang isteri yang setia dan taat kepadanya. Ia pun sadar bahwa kecantikan isterinya tidaklah lebih penting atau tidak lebih utama daripada keluhuran akhlak dan ketaatan terhadap dirinya sebagai kepala rumah tangga.
Maka tidak heran jika Rasulullah saw. bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang solehah.” (HR. Muslim, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Lelaki yang baru menyadari kenyataan di atas setelah satu-dua tahun perjalanan rumahtangganya, biasanya dihadapkan dua pilihan yang sama-sama sulit. Pilihan pertama ia tetap menerima perlakuan isterinya yang tidak solehah (tidak taat), sambil terus berdoa diam-diam agar Allah merubah kelakuan isterinya, atau sambil berharap bahwa penerimaannya terhadap sikap isterinya yang tidak patuh itu akan membuahkan pahala baginya.
Sikap ini hanya akan membuat dirinya sendiri bertambah kecewa dan ia akan terus memendam ketidakpuasan terhadap isterinya sampai akhir hayatnya. Atau jika suami kurang imannya, ia akan membalas ketidaktaatan isterinya dengan jalan berselingkuh. Di rumah, si suami tampak setia dan menuruti semua kemauan sang isteri, tetapi di luar rumah ia berusaha mencari wanita lain yang lebih bisa melayaninya dengan baik.
Pilihan kedua, ia bisa merubah kesalahan itu dengan memberikan pengertian kepada isterinya mengenai peran dan tanggungjawab masing-masing pihak sesuai syari’at Islam. Pilihan kedua ini pun bukan tanpa resiko.Bahkan terkadang resikonya terlalu mahal.Memang ada suami yang dengan kesabaran akhirnya berhasil mendidik isterinya menjadi sadar diri dan sadar posisinya dalam rumah tangga sehingga hubungan suami isteri dalam rumah tangga bisa dikembalikan pada rel yang sesuai.
Akan tetapi pada kenyataannya, tidak sedikit keluarga yang harus kandas ketika seorang suami berusaha mengembalikan posisinya sebagai kepala rumah tangga yang harus dipatuhi, tetapi mendapat penolakan dari isterinya yang ingin tetap dominan menyetir sang suami sesuai keinginannya. Ini bisa terjadi jika si suami tidak sabaran dalam mendidik isterinya atau sang isteri tidak mau menerima didikan dari suaminya untuk menegakkan kehidupan rumah tangga yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.
Nah, untuk menghindari terjadinya kemungkinan terburuk dalam kehidupan rumah tangga di kemudian hari, maka sudah seharusnya seorang lelaki berusaha melihat dengan jeli dan mencari tahu kebaikan akhlak dan agama dari seorang wanita yang hendak dinikahinya. Hanya dengan memilih wanita solehah sebagai isterinya, maka rumah tangga yang dibangunnya akan mampu memberi kebahagiaan, sekaligus membantu menyelamatkan imannya dari godaan dunia yang melenakan ini.
Maka benarlah apa yang dikatakan Rasulullah saw. bahwa wanita solehah adalah sebaik-baik barang simpanan bagi seorang Muslim.
Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda kepada Umar, “Tidakkah engkau ingin kuberitahu tentang sebaik-baik barang simpanan (perhiasan) seseorang? Ia adalah seorang wanita salehah yang apabilah suaminya mendatanginya, ia menyenangkan. Apabila diperintah ia taat, dan apabila suaminya tidak ada, ia menjaga kehormatannya.” (HR. Abu Daud)
Al-Qur’an sendiri menyebutkan dua ciri utama dari wanita solehah. Firman Allah swt.:
“..Maka wanita-wanita solehah itu adalah wanita yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara mereka…” (QS. An-Nisa’: 34)
Kerelaan untuk menjadi seorang isteri solehah dengan ciri-ciri seperti disebutkan oleh hadits dan ayat al-Qur’an di atas bukanlah sesuatu yang sepele dan mudah, tetapi membutuhkan perjuangan dan mujahadah yang besar. Karena itu, Rasulullah saw. menjanjikan perempuan seperti ini kelak boleh masuk ke surga dari pintu mana saja yang ia pilih.
Rasululah saw. bersabda, “Jika seorang isteri telah menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan dan menjaga kemaluannya dari yang haram, serta taat kepada suaminya, maka akan dipersilahkan kepadanya untuk masuk ke surge dari pintu mana pun yang ia suka.” (HR. Ahmad dan Thabrani).

“semoga kita termasuk orang-orang yang di pilih Allah untuk menerima kebahagian dari Nya” ..Amiiiin ya Allah….!!!!
suami istri