sOleh dan SolEhah
Soleh
Jika seorang laki-laki ditanyai tentang perihal seorang istri, maka
mereka menjawab “aku ingin mendapatkan istri yang sholehah”, istri yang
sholehah adalah mutiara berharga yang disimpan oleh Allah untuk mereka yang
pantas menerima, siapapun yang ingin memilikinya hendaklah ia memantaskan diri
untuk memiliki, jangan terlalu fokus kepada hadiah yang akan diberikan Allah
(yaitu istri sholehah), namun fokuslah pada perbaikan dan kepantasan diri untuk
menerima kebaikan.
Peran suami dalam rumah tangga sangatlah vital,seorang suami harus
berperan secara optimal bersama istri dalam mengarungi kehidupan rumah tangga
yang penuh tantangan. Suami yang baik haruslah berpegang teguh pada syariat
agama dalam segenap kehidupan rumah tangga,menunaikan kewajiban-kewajibannya
baik yang berhubungan dengan Allah SWT, keluarga maupun dengan orang-orang yang
menjadi tanggungannya dengan ketulusan hati dan penuh rasa tanggung jawab.
Kunci yang bisa dilakukan seorang suami untuk menjadi seorang suami yang
sholeh menurut syariat islam, diantaranya:
· Suami yang taat dalam melaksanakan perintah serta suruhan Allah dan
RasulNya dan dapat pula membimbing isterinya
· Memberikan sambutan hangat, Rasulullah SAW memberi petunjuk kepada para
suami tentang bagaimana etika menemui istrinya, yaitu : mengucapkan
salam,menunjukan wajah yang berseri, serta jabat tangan karena hal itu bisa
mengokohkan ikatan perasaan serta jalinan cinta
· Berbicara dan memanggil dengan panggilan yang menyenangkan, dalam
bertutur seorang suami seharusnya memilih kata-kata yang baik dan ungkapan
menarik, demikian pula ketika memanggil sang istri seyogyanya seorang suami
memanggil dengan panggilan yang menyenangkan, bahkan kalau perlu dengan
ungkapan manja sebab dapat membangkitkan kebahagiaan dan dapat menyenangkan
hati sang istri
· Membantu pekerjaan sang istri, betapa indahnya jika seorang suami
mengerti dan bersimpati kepada istrinya yang siang dan malam mengerjakan
pekerjaan rumah yang tak pernah ada habisnya. satu sikap yang mulia jika suami
mampu menyenangkan perasaan hati istrinya dengan membantu melaksanakan
tugas-tugasnya di rumah tangga
· Bermusyawarah dan saling mengingatkan, islam menganjurkan kepada pasangan
suami istri untuk saling mengingatkan jika ada salah satu pihak yang bersalah
dan bermusyawarah dalam menghadapi masalah yang dihadapi dalam kehidupan
berumah tangga.
· Mencukupi nafkah, nafkah adalah tanggung jawab utama seorang suami,
syariat islam tidak memberikan standar pasti tentang jumlah nafkah lahir yang
harus diberikan pada istri. namun syariat mewajibkan suami untuk berusaha keras
untuk memberikan nafkah pada sang istri.
· Berdandan, islam menganjurkan kepada kaum muslimin untuk selalu tampil
dalam keadaan rapi,bersih dan berbau harum. dandannya seorang suami untuk
istrinya dapat menambah rasa cinta dan menjadikannya betah untuk selalu
memandang dan berada disampingnya
· Mampu mengobati hati, seorang suami hendaknya memiliki hati yang lembut
dan perasaan yang peka serta dapat memahami perasaan istri. ia merasakan beban
istri lalu berusaha meringankan beban istri tanpa diminta. Akhlak ini wajib
dimiliki oleh suami untuk menciptakan kebahagiaan dalam berumah tangga
· Mampu menjaga rahasia rumah tangga, menceritakan tentang keburukan rumah
tangga kepada orang lain sama artinya dengan menurunkan kehormatan keluarga,
oleh karena itu jika terjadi persoalan dalam rumah tangga yang melahirkan
percekcokan,celaan,umpatan bahkan perilaku buruk yang lain semua itu adalah
rahasia rumah tangga yang seharusnya seorang suami maupun istri menjaganya.
· Bersikap santun dan sabar, seorang suami haruslah bersikap sabar dan
mampu menahan diri jika dalam rumah tangga mengalami goncangan yang disebabkan
oleh pihak luar maupun dari dalam sendiri. jangan mudah terpancing emosi dan
terburu-buru memvonis selesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan
· Memaafkan dan menegur, seorang suami mesti memiliki perangai suka
memaafkan. perangai ini sangat diperlukan karna boleh jadi seorang suami keliru
ketika membenci sesuatu pada istrinya. watak ini adalah salah satu dari
perangai Rasulullah yang selalu diwujudkan dalam kehidupan rumah tangganya
beserta para istrinya.
Lantas hadiah seperti apa yang akan diterima oleh suami-suami sholeh yang
mendambakan istri-istri sholehah? berikut adalah ciri-ciri istri sholehah yang
digambarkan didalam islam:
· Istri yang taat dalam melaksanakan perintah serta suruhan Allah dan
RasulNya dan dapat pula patuh kepada suaminya.
· Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan
kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang
penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika
suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan
suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR.
An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-
Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
· Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan
minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
· Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan
intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan
dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu
kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya
dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang
mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam
tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai
Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian
pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan
yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara
manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam
Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan
hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
· Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga
bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik
perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan
menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri
ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil
rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas
syarat Muslim.”)
· Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak
menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi
suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali
bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak
sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim
no. 1026)
· Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan
kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya
adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka
kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri
(tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat
baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia
melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku
tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan
Muslim no. 907)
· Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak
menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya,
karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami
memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan
yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim
no.1436)
· Melegakan hati suami bila dilihat. Rasulullah bersabda, ”Bagi seorang
mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah SWT, maka tidak ada sesuatu yang
paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila
diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga
kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR Ibnu Majah).
· Amanah. Rasulullah bersabda, ”Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang
lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat
melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan
dirinya dan hartamu …” (HR Hakim).
· istri shalehah mampu memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan
berperasaan bagi suaminya. Allah SWT berfirman, ”Di antara tanda kekuasaan-Nya,
yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar
kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang
demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang
berpikir.”(QS Ar Rum [30]: 21).
Hanya istri sholehah yang akan menjadi dambaan sorang suami, begitu juga
dengan sang istri, mendapatkan suami yang sholeh adalah alasan mengapa ia harus
berlaku sholehah seperti yang disebutkan diatas.
Oleh sebab itu, fokuslah untuk memantaskan diri untuk menerima kebaikan
seorang yang sholeh maupun sholehah, karna sholeh hanya untuk sholehah,
begitupun sebaliknya.
inti dari semua itu adalah lakukan sesuatu apapun karena Allah,
kebahagiaan hanya milik Allah, maka jika ingin bahagia bersegeralah mendekatkan
diri kepadaNya, jika kita dekat maka akan pula menerima percikan kebahagian
dari Maha Pemilik Kebahagiaan, jika Allah berkehendak maka tidaklah seseorang
sanggup menerima kebahagian yang begitu besar.
Solehah
1.
Istri yang baik akhlaknya kepada suaminya, anak-anaknya, kedua
orang tuanya, teman-temannya, tetangga dekatnya dan terhadap masyarakatnya.
yaitu :
o
berbakti kepada suami, bersopan santun terhadap suaminya dalam
segala percakapan dan tindakannya.
o
bersikap baik, penyayang dan berbicara dengan bahasa yang baik,
lemah lembut terhadap anak-anaknya, tidak suka marah-marah bahkan sampai
memaki-maki anaknya.
o
bersopan santun kepada kedua orang tuannya.
o
tidak suka pamer kekayaan, mengadu domba, memfitnah, berkata tidak
baik kepada teman-temannya, tetangga dekatnya dan terhadap masyarakatnya.
2.
Istri yang selalu memelihara diri / menjaga kehormatannya di balik
pembelakangan suaminya (ketika ditinggal si suami untuk bekerja atau bepergian
jauh).
3.
Istri yang tidak jahat mulutnya, yaitu tidak suka mengadu-ngadu
hal-hal kepada kedua orang tuanya, teman-temannya, tetangganya tentang
kekurangan atau kejelekan suaminya.
4.
Istri yang selalu sabar dalam menempuh segala kesusahan ujian dari
Allah dan sabar dalam mengerjakan segala perintah-perintah-Nya.
5.
Tidak berhias ketika keluar rumah karena kecantikan istri hanyalah
untuk suaminya saja dan bukan untuk orang lain.
6.
Istri yang selalu bersyukur terhadap segala sesuatu pemberian
suaminya, dan kalau tidak ada tidak mengeluh.
7.
Tidak memaksa suami untuk memenuhi keinginannya.
8.
Ridho dengan apa - apa pemberian suaminya.
9.
Tidak banyak bicara, berbicara sekedar yang perlu saja.
Rasulullah saw.
bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah
isteri yang solehah.” (HR. Muslim, An-Nasa’I dan Ibnu Majah)
Suatu hari,
selepas shalat Subuh, seorang jamaah masjid menghampiri saya. Pemuda lajang
yang sebentar lagi akan diwisuda itu mengajak berbincang di teras masjid.
Rupanya ia ingin bertanya tentang pernikahan. Maklum, usianya sudah 27 tahun,
usia yang sedang matang-matangnya memikirkan kehidupan rumah tangga. Apalagi ia
termasuk pemuda yang rajin ke masjid. Ia pasti khawatir tidak mampu menjaga
agama dan syahwatnya jika menunda-nunda pernikahan.
Satu pertanyaan
sederhana pun meluncur dari mulutnya.“Mas, menurut Ustadz saya, kalau sudah
menikah, seorang laki-laki biasanya tidak terlalu memandang pada kecantikan
isterinya, tetapi lebih kepada bagaimana kelembutan dan ketaatan sikap wanita
itu kepada suaminya.Apa benar begitu, Mas?Apa pendapat ustadz saya tidak
berlebihan? “
Pertanyaan yang
sebenarnya sederhana saja, tetapi tidak mudah pula bagi saya untuk menjawabnya.
Menurut saya, apa yang diucapkan sang ustadz sedikit banyak ada benarnya.
Maksudny begini; Ketika mau menikah, yang mungkin paling dipertimbangkan oleh
seorang lelaki dari calon isterinya adalah pada penampilan fisiknya, wajahnya
yang cantik, tubuhnya yang aduhai, atau bibir dan bola matanya yang menggoda.Tetapi,
begitu perjalanan rumahtangga telah berbilang tahun, maka kecantikan itu tidak
lagi menjadi tolak ukur utama dalam menilai plus-minus isterinya.
Bukannya
kecantikan itu menjadi tidak penting, sehingga si isteri tidak perlu berhias
untuk suaminya.Bukan itu maksudnya. Seorang isteri masih tetap perlu menjaga
penampilan dan kecantikan di depan sang suami agar suaminya selalu merasa
tentram berada di sampingnya. Akan tetapi, semua kecantikan itu tidak akan lagi
bernilai besar jika kewajiban utama sebagai seorang isteri untuk berakhlak baik
dan taat kepada suaminya tidak dijalankan dengan baik.
Jadi, yang
menjadi tolak ukur utama penilaian seorang suami terhadap isterinya ketika
rumah tangga mereka telah melewati beberapa tahun adalah sejauh mana si isteri
menunjukkan rasa cinta dan ketaatan kepada suaminya.
Mengapa
demikian?Karena kecantikan manusia pada dasarnya terbatas. Perjalanan waktu
perlahan akan terus menggerogotinya. Jika pun kecantikan itu bisa diawetkan,
tetapi karena dia bersifat fisik, maka pada suatu saat bisa membosankan.
Apalagi wajah-wajah baru yang lebih segar terus bermunculan di sekitar suami.
Jika dalam situasi seperti itu wanita masih mengandalkan kecantikan fisiknya
untuk mengikat kesetiaan suaminya, pasti ia harus berani menuai kekecewaan.
Tetapi ketaatan
dan akhlak yang baik dari seorang isteri tidak akan pernah membuat suaminya
bosan. Semakin baik akhlak seorang isteri dan semakin taat ia kepada suaminya,
maka akan semakin besarlah rasa bangga dan cinta suaminya kepada dirinya. Seperti
melempar pohon yang lebat dengan buah, semakin banyak kita melempar, maka akan
semakin banyak buah yang kita dapatkan. Begitu pula ketaatan dan rasa cinta
seorang isteri kepada suaminya.
Dipilih Karena
Agamanya
Rasulullah saw.
berpesan kepada para lelaki yang hendak mencari pasangan hidup agar lebih
mengutamakan calon isteri dengan kriteria yang baik agamanya (akhlaknya)
ketimbang tiga kriteria lainnya, yaitu kecantikannya, keturunannya atau
hartanya.
Bagi kebanyakan
pemuda, biasanya pesan Rasulullah saw. di atas sudah tidak menjadi pertimbangan
lagi dalam memilih pasangan hidup mereka. Kebanyakan mereka lebih memilih
wanita dengan fisik yang cantik dan aduhai ketimbang pertimbangan agama dan
akhlaknya.Bahkan, orang-orang yang masih mempertimbangkan akhlak dan agama
ketika memilih pasangan hidup, dianggap sebagai orang-orang kuno dan
ketinggalan zaman.
Padahal, apa yang
dipesankan oleh Rasulullah saw. tetap relevan hingga sekarang. Begitu banyak
lelaki yang harus kecewa setelah menjalani satu-dua tahun masa-masa kehidupan
rumah tangga bersama perempuan pujaan hatinya. Kecantikan sang isteri yang dulu
ia kira akan membahagiakan rumahtangganya ternyata justru memperbudak dirinya.
Ada pula lelaki
yang tetap percaya kepada pesan Rasulullah saw. bahwa perempuan yang terbaik
untuk dipilih mestinya yang baik akhlaknya. Tetapi, ia tetap lebih memilih
kecantikan fisik calon pendamping hidupnya, dengan alasan bahwa akhlak dan
agama isterinya bisa ia rubah sedikit demi sedikit setelah menikah nanti. Tapi
apa yang terjadi? Bukan akhlak si isteri yang berhasil ia rubah, justru
akhlaknya sendirilah yang akhirnya ikut rusak karena pengaruh dominasi
isterinya yang berakhlak buruk.
Terlalu banyak
kasus lelaki yang semasa lajangnya termasuk lelaki soleh, rajin ke masjid,
jujur dan amanah, tetapi setelah menjalani kehidupan rumah tangga bersama
perempuan yang tidak baik akhlak dan agamanya, justru dirinya ikut terjerumus
kedalam berbagai tindakan kriminal, seperti korupsi, memeras, menyuap dan
sebagainya, demi memenuhi keinginan isterinya yang kemaruk harta.
Pada saat-saat
seperti ini, seorang suami barulah menyadari kekeliruannya dalam memilih
pasangan hidup. Tiba-tiba ia sadar, betapa yang dibutuhkan seorang lelaki di
rumahnya hanyalah seorang isteri yang setia dan taat kepadanya. Ia pun sadar
bahwa kecantikan isterinya tidaklah lebih penting atau tidak lebih utama
daripada keluhuran akhlak dan ketaatan terhadap dirinya sebagai kepala rumah
tangga.
Maka tidak heran
jika Rasulullah saw. bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan dunia adalah isteri yang solehah.” (HR. Muslim, An-Nasa’i dan Ibnu
Majah)
Lelaki yang baru
menyadari kenyataan di atas setelah satu-dua tahun perjalanan rumahtangganya,
biasanya dihadapkan dua pilihan yang sama-sama sulit. Pilihan pertama ia tetap
menerima perlakuan isterinya yang tidak solehah (tidak taat), sambil terus
berdoa diam-diam agar Allah merubah kelakuan isterinya, atau sambil berharap
bahwa penerimaannya terhadap sikap isterinya yang tidak patuh itu akan
membuahkan pahala baginya.
Sikap ini hanya
akan membuat dirinya sendiri bertambah kecewa dan ia akan terus memendam
ketidakpuasan terhadap isterinya sampai akhir hayatnya. Atau jika suami kurang
imannya, ia akan membalas ketidaktaatan isterinya dengan jalan berselingkuh. Di
rumah, si suami tampak setia dan menuruti semua kemauan sang isteri, tetapi di
luar rumah ia berusaha mencari wanita lain yang lebih bisa melayaninya dengan
baik.
Pilihan kedua, ia
bisa merubah kesalahan itu dengan memberikan pengertian kepada isterinya
mengenai peran dan tanggungjawab masing-masing pihak sesuai syari’at Islam.
Pilihan kedua ini pun bukan tanpa resiko.Bahkan terkadang resikonya terlalu
mahal.Memang ada suami yang dengan kesabaran akhirnya berhasil mendidik
isterinya menjadi sadar diri dan sadar posisinya dalam rumah tangga sehingga
hubungan suami isteri dalam rumah tangga bisa dikembalikan pada rel yang
sesuai.
Akan tetapi pada
kenyataannya, tidak sedikit keluarga yang harus kandas ketika seorang suami
berusaha mengembalikan posisinya sebagai kepala rumah tangga yang harus
dipatuhi, tetapi mendapat penolakan dari isterinya yang ingin tetap dominan
menyetir sang suami sesuai keinginannya. Ini bisa terjadi jika si suami tidak
sabaran dalam mendidik isterinya atau sang isteri tidak mau menerima didikan
dari suaminya untuk menegakkan kehidupan rumah tangga yang sesuai dengan ajaran
Rasulullah saw.
Nah, untuk
menghindari terjadinya kemungkinan terburuk dalam kehidupan rumah tangga di
kemudian hari, maka sudah seharusnya seorang lelaki berusaha melihat dengan
jeli dan mencari tahu kebaikan akhlak dan agama dari seorang wanita yang hendak
dinikahinya. Hanya dengan memilih wanita solehah sebagai isterinya, maka rumah
tangga yang dibangunnya akan mampu memberi kebahagiaan, sekaligus membantu
menyelamatkan imannya dari godaan dunia yang melenakan ini.
Maka benarlah apa
yang dikatakan Rasulullah saw. bahwa wanita solehah adalah sebaik-baik barang
simpanan bagi seorang Muslim.
Dari Ibnu Abbas
ra. Rasulullah saw. bersabda kepada Umar, “Tidakkah engkau ingin kuberitahu
tentang sebaik-baik barang simpanan (perhiasan) seseorang? Ia adalah seorang
wanita salehah yang apabilah suaminya mendatanginya, ia menyenangkan. Apabila
diperintah ia taat, dan apabila suaminya tidak ada, ia menjaga kehormatannya.”
(HR. Abu Daud)
Al-Qur’an sendiri
menyebutkan dua ciri utama dari wanita solehah. Firman Allah swt.:
“..Maka
wanita-wanita solehah itu adalah wanita yang taat kepada Allah dan memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara mereka…” (QS.
An-Nisa’: 34)
Kerelaan untuk
menjadi seorang isteri solehah dengan ciri-ciri seperti disebutkan oleh hadits
dan ayat al-Qur’an di atas bukanlah sesuatu yang sepele dan mudah, tetapi
membutuhkan perjuangan dan mujahadah yang besar. Karena itu, Rasulullah saw.
menjanjikan perempuan seperti ini kelak boleh masuk ke surga dari pintu mana
saja yang ia pilih.
Rasululah saw.
bersabda, “Jika seorang isteri telah menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di
bulan Ramadhan dan menjaga kemaluannya dari yang haram, serta taat kepada
suaminya, maka akan dipersilahkan kepadanya untuk masuk ke surge dari pintu
mana pun yang ia suka.” (HR. Ahmad dan Thabrani).
“semoga kita termasuk orang-orang yang di pilih Allah untuk menerima
kebahagian dari Nya” ..Amiiiin ya Allah….!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar